Kamis, 20 Juli 2023

Sejarah Dewan Wali Nusantara

Tags

 


" Siapa yang melupakan sejarah maka ia melupakan orangtuanya "



Sejarah Dewan Wali Nusantara

 

Dalam Al-Qur’an (surah al-Baqarah/2: 257 dan surah Yûnus/10: 62) wali diartikan sebagai pemimpin, teman atau kerabat. Di Indonesia digunakan sebagai sebutan kepada Wali Songo (Sembilan Wali), penyebar utama Agama Islam di pulau jawa pada abad 14 - 18 M. Sebenarnya nama Wali Songo adalah nama suatu Dewan Dakwah atau Dewan Mubaligh, apabila salah seorang dewan tersebut pergi atau meninggal dunia maka akan segera diganti oleh wali lainnya. Mereka tidak hanya berkuasa dalam bidang keagamaan, tetapi besar juga pengaruhnya di bidang politik dan pemerintahan. Karena itu diberi gelar sunan, yang biasanya dipakai oleh raja. Orang nusantara mengenal Wali Songo sebagai sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria. Mereka tidak hidup persis bersamaan. Namun satu sama lain memiliki keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid. Mereka tinggal di pantai utara pulau jawa dari awal abad ke 14 M hingga pertengahan abad ke 16 M. Di tiga wilayah penting yaitu: Surabaya-Gersik-Lamongan (Jawa Timur), Demak-Kudus-Muria (Jawa Tengah), dan Cirebon (Jawa Barat). Mereka adalah para ilmuan (Ulama/Intelektual Muslim) pembaharu masyarakat pada masanya yang mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru (kesehatan, pertanian, perdagangan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, politik, dan pemerintahan).

Pesantren Ampel Denta dan Pesantren Giri Kedaton adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah Timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama besar, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum dhuafa. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam.

Di bawah ini adalah penulis tampilkan generasi ke generasi Wali Songo dari Sayyid Hadi bin Abdullah R.A. Bersumber dari Sayyid Baharuddin Ba’alawi Al-Husaini R.A. berkata:

1.            1404 M – 1435 M

1)      Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) w. 1419 M

2)      Maulana Ishak w. 1463

3)      Maulana Akbar Jumadil Kubra w. 1465 M

4)      Maulana Muhammad Al-Maghribi w. 1465 M

5)      Maulana Malik Isro’il w. 1435 M

6)      Maulana M. Ali Akbar w. 1435 M

7)      Maulana Hasanudin w. 1462 M

8)      Maulana Aliyuddin w. 1462 M

9)      Maulana Syekh Subakir / Syek M. Al-Bagir

 

2.           1435 M – 1463 M

1)      Raden Rahmat (Sunan Ampel) 1419 M Menggantikan Sunan Gresik

2)      Maulana Ishak w. 1463 M

3)      Maulana Akbar Jumadil Kubra w. 1465 M

4)      Maulana Muhammad Al-Maghribi w. 1465 M

5)      Sunan Kudus menggantikan Maulana Malik Isro’il w. 1435

6)      Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati )  menggantikan Maulana M. Ali Akbar w. 1435

7)      Maulana Hasanudin w. 1462 M

8)      Maulana Aliyuddin w. 1462 M

9)      Maulana Syekh Subakir / Syek M. Al-Bagir w. 1463 M

 

3.           1463 M – 1466 M

1)      Raden Rahmat (Sunan Ampel)

2)      Raden Paku (Sunan Giri) Menggantikan Maulana Ishak w. 1463 M

3)      Maulana Akbar Jumadil Kubra w. 1465 M

4)      Maulana Muhammad Al-Maghribi w. 1465 M

5)      Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)

6)      Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)

7)      Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) Menggantikan Maulana Hasanudin w. 1462 M

8)      Raden Qasim (Sunan Drajat) Menggantikan Maulana Aliyuddin w. 1462 M

9)      Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga) Menggantikan Maulana Syekh Subakir / Syek M. Al-Bagir w. 1463 M

 

4.            1466 M – 1513 M

1)      Raden Rahmat (Sunan Ampel) w. 1481 M

2)      Raden Paku (Sunan Giri) w. 1505 M

3)      Raden Fattah Menggantikan Maulana Akbar Jumadil Kubra w. 1465 M

4)      Fatullah Khan / Falatehan Menggantikan Maulana Muhammad Al-Maghribi w. 1465 M

5)      Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)

6)      Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) w. 1569 M

7)      Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) w. 1525 M

8)      Raden Qasim (Sunan Drajat)

9)      Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga) w. 1513 M

 

5.            1513 M – 1533 M

1)      Syekh Siti Jenar w. 1517 Menggantikan Raden Rahmat (Sunan Ampel) w. 1481 M

2)      Raden Faqih (Sunan Ampel II) Menggantikan Kaka Iparnya Raden Paku (Sunan Giri) w. 1505 M

3)      Raden Fattah w. 1518 M

4)      Fatullah Khan / Falatehan

5)      Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) w. 1550

6)      Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) w. 1569 M

7)      Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) w. 1525 M

8)      Raden Qasim (Sunan Drajat) w. 1533 M

9)      Raden Umar Sahid (Sunan Muria) Menggantikan Ayahnya Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga) w. 1513 M

 

6.            1533 M – 1546 M

1)      Syekh Abd. Kohar (Sunan Sedayu) Menggantikan Ayahnya Syekh Siti Jenar w. 1517

2)      Raden Zaenal Abidin (Sultan Demak) Menggantikan kakanya Raden Faqih (Sunan Ampel II) w. 1540

3)      Sultan Trenggana menggantikan Ayahnya Raden Fattah w. 1518 M

4)      Fatullah Khan / Falatehan w. 1573 M

5)      Sayyid Amir Hassan Menggantikan Ayahnya Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) w. 1550 M

6)      Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) w. 1569 M

7)      Raden Usamuh (Sunan Lamongan) menggantikan kakanya Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) w. 1525 M

8)      Sunan Pakuan Menggantikan Ayahnya Raden Qasim (Sunan Drajat) w. 1533 M

9)      Raden Umar Sahid (Sunan Muria) w. 1551 M

 

7.             1546 M – 1591 M

1)      Syekh Abd. Kohar (Sunan Sedayu) w. 1599 M

2)      Sunan Trafel Raden Zaenal Abidin (Sultan Demak) w. 1570 M

3)      Sunan Trawoto Menggantikan Ayahnya Sultan Trenggana w. 1546

4)      Sunan Maulana Yusuf Cirebon Menggantikan Pamannya Fatullah Khan / Falatehan w. 1573 M

5)      Sayyid Amir Hassan

6)      Sunan Hasanuddin Menggantikan Ayahnya Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) w. 1569 M

7)      Sunan Sunan Mojo Agung menggantikan Raden Usamuh (Sunan Lamongan) w. 1570 M

8)      Sunan Cendana Menggantikan Kakenya Sunan Pakuan w. 1570 M

9)      Sayyid Saleh bin Sunan Kudus Penembahan Pekaos Menggantikan Kakek dari Ibunya Raden Umar Sahid (Sunan Muria) w. 1551 M

 

8.             1591 M – 1650 M

1)      Syekh Abdul Qadir Magelang (Sunan Magelang) Menggantikan Syekh Abd. Kohar (Sunan Sedayu) w. 1599 M

2)      Baba Daud Al-Jawi Menggantikan Gurunya Sunan Trafel w. 1570 M

3)      Sunan Hadi Wijaya (Joko Tingkir) Menggantikan Sunan Trawoto w. 1549 M

4)      Sunan Maulana Yusuf Cirebon

5)      Sayyid Amir Hassan

6)      Sunan Hasanuddin

7)      Syekh Samsudin As-Sumatrani Menggantikan Sunan Sunan Mojo Agung w. 1650 M

8)      Syekh Abdul Gofur bin Abdul Abbas Al-Manduri mennggantikan Sunan Cendana w. 1650 M

9)      Sayyid Saleh bin Sunan Muria

 

9.             1650 M – 1750 M

1)      Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Menggantikan Syekh Abdul Qadir Magelang (Sunan Magelang) w. 1750 M

2)      Syekh Sihabuddin Al-Jawi Menggantikan Baba Daud Al-Jawi w. 1749 M

3)      Sayyid Yusuf Anggawi Sumenep Madura Menggantikan Sunan Hadi Wijaya (Joko Tingkir)

4)      Syekh H. Abd. Rauf Al-Bantani Menggantikan Sunan Maulana Yusuf Cirebon w. 1750 M

5)      Syekh Nawawi Al-Bantani menggantikan Gurunya Sayyid Amir Hassan w. 1740 M

6)      Sultan Abd. Mufaqqir M. Abd. Qodir Menggantikan Buyutnya Sunan Hasanuddin w. 1750 M

7)      Sultan Mualli Ahmad Menggantikan Syekh Samsudin As-Sumatrani w. 1750 M

8)      Syekh Abdul Gofur bin Abdul Abbas Al-Manduri

9)      Sayyid Ahmad Baidowi Al-Fattan Menggantikan Ayahnya Sayyid Saleh bin Sunan Muria w.1750 M

 

10       1750 M – 1897 M

1)      Pengerang Diponegoro Menggantikan Gurunya Syekh Abdul Muhyi Pamijahan

2)      Raden Ali Basa Prawirodirjo menggantikan Syekh Sihabuddin Al-Jawi

3)      Kiai Mojo Menggantikan Sayyid Yusuf Anggawi Sumenep Madura

4)      Prayi Hasan pesari menggantikan Syekh H. Abd. Rauf Al-Bantani

5)      Syekh Nawawi Al-Bantani

6)      Sultan Ageng Tirtayasa Abd. Fattah menggantikan Kakek Sultan Abd. Mufaqqir M. Abd. Qodir

7)      Pengerang Sadeli Menggantikan Kakeknya Sultan Abd. Mualli Ahmad

8)      Sayyid Abd. Wahid Al-Fattani Sumenep Menggantikan Syekh Abdul Gofur bin Abbas Al-Manduri

9)      Sayyid Abd. Rahman Rujulepale Pangkalan Madura Menggantikan kakeknya Sayyid Ahmad Baidowi Al-Fattan. 

11              1897 M – setelahnya

           Majlis Dakwah Walisongo dibekukan oleh Kolonial Belanda, dan banyak para ulama keturunan             walisongo di penjara dan di bunuh. Dan pada umumnya terdapat 9 walisongo yang terkenal dan             memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah Islam di Nusantara.

 

Wallahu`alam bishowab…

Buku lengkapnya bisa menghubungi Penulis  di atas.

1.   

PLURALISME DAN DEMOKRASI, DITERIMA APA DITOLAK ?

  " Syariat bisa berubah karena perubahan zaman, tetapi akidah tidak akan berubah"  (Buya Hamka) PLURALISME DAN DEMOKRASI, DITERIM...